Dunia Kampus

305

gempa_uin

Perguruan tinggi atau lebih dikenal dengan dunia kampus masing-masing lembaga berbeda. Perbedaan itu terutama bisa dilihat lewat nama besar perguruan tinggi tersebut. Namun pada hakikatnya, semua kampus adalah tempat untuk mencari ilmu pengetahuan. Orang muslim sangat mungkin belajar di kampus non muslim begitu pula sebaliknya. Hal itu hanya tergantung pada bidang keilmuan apa yang dibutuhkan oleh seorang mahasiswa. Perbedaan akidah tidaklah menjadi soal, dalam batasan tidak menyinggung peribadatan masing-masing orang. Hanya perbedaan itu membutuhkan toleransi tinggi supaya kerukunan hidup umat beragama terjaga dengan baik dan hidup lebih harmonis.
Kampus merupakan tempat yang sangat cocok untuk berbagai macam urusan. Mulai dari urusan ekonomi, akademik sampai urusan kekeluargaan (melalui pernikahan). Mahasiswa yang terlatih dalam bidang ekonomi, ia cenderung menggelutinya dengan gigih demi membiayai studinya. Enterpreuner atau bisnis banyak dilakukan oleh mereka yang ingin mengejar kesuksesan hidup melalui bisnis yang dilakukannya. Mulai dari usaha kecil seperti berjualan pulsa, voucher sampai kerja part time (paruh waktu) di salah satu perusahaan atau supermarket. Dengan langkah inilah, sebagai titik awal guna meraih cita-cita yang diinginkan. Selain itu berlatih berbisnis sejak masih mahasiswa akan memberikan pengalaman tersendiri yang tidak didapatkan oleh orang lain, paling tidak setelah lulus dari studinya bisa meneruskan usaha yang dulu pernah dilakoninya.

Dalam bidang akademik, seorang mahasiswa akan dihadapkan pada berbagai tantangan. Diantaranya yaitu Ia akan berhadapan dengan presentasi makalah, tugas dari setiap dosen, ujian semester dan pengajuan beasiswa dari sautu departemen maupun Bank. Kesemuanya itu kalau dilakukan dengan hati yang lapang, tentunya akan berbuah pada kemudahan dalam studi, kecuali apabila ada mahasiswa yang kuliah tidak masuk, tugas tidak dikerjakan, bermasalah dengan pegawai TU (tata usaha) maka pada akhirnya dampak buruk yang akan diterima. Tidak bisa mengikuti ujian semester dan harus mengulang tahun depan, alangkah kasihan mahasiswa malas seperti ini.

Terakhir, dunia kampus berkaitan dengan perbedaan budaya, asal daerah dan suku masing-masing mahasiswa. Dalam pergaulannya, tentunya menimbulkan persahabatan erat sampai menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, meskipun berbeda latar belakangnya. Orang jawa menikah dengan luar jawa, sangatlah mungkin. Orang sunda menikah dengan orang sumatra juga tidak menjadi persoalan. Namun terkadang seseorang perlu mempertimbangkan segala hal sebelum pernikahan, ia harus berpikir ke depannya. Apakah ia akan mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan untuk tinggal di luar daerahnya. Satu hal yaitu komitmen bersama dengan calon pendamping hidup.

4 KOMENTAR

  1. oalah ngomongin nikah to, kirain kampus..
    BTW betul juga, tapi yang terpenting yakinlah bahwa nikah itu ibadah. cinta bisa datang setelah menikah. bekal cinta di awal juga belum tentu menjamin.
    di sisi lain, kampus kerap mendatangkan kamuflase kehidupan, terjebak di menara gading keilmuan, tidak peka dengan situasi yang sebenarnya terjadi di sekitar kita.

  2. oalah ngomongin nikah to, kirain kampus..
    BTW betul juga, tapi yang terpenting yakinlah bahwa nikah itu ibadah. cinta bisa datang setelah menikah. bekal cinta di awal juga belum tentu menjamin.
    di sisi lain, kampus kerap mendatangkan kamuflase kehidupan, terjebak di menara gading keilmuan, tidak peka dengan situasi yang sebenarnya terjadi di sekitar kita.

Komentar ditutup.