Sarasehan Pondok Pesantren Alluqmaniyyah Tahun 2022

233
sarasehan alluqmaniyyah
Pembukaan Sarasehan PPLQ

Al-Luqmaniyyah – Sarasehan adalah  pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat (prasaran) para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu. Bertepatan pada tanggal 3 Maret 2022 Masehi atau  tanggal 1 sya’ban 1443 Hijriyah, Pondok Pesantren Al-luqmaniyah memulai rangkaian pra-Haflah ke -23 dengan mengadakan sarasehan bertema “Merawat Eksistensi Islam di Tengah Kearifan Lokal”.

Pembukaan dan Sambutan

Acara sarasehan tersebut di mulai dengan penampilan dari hadroh putri “Azkiya”. Hadroh putri azkiya merupakan kelompok hadroh putri dari pondok pesantren alluqmaniyyah. Kemudian di buka oleh KH Na’imul Wa’in dengan menabuh gong pertanda rangkaian pra-haflah telah resmi di buka. Beliau menyampaikan bahwa mempertahankan agama adalah sebuah amaliah yang kita jaga dan pertahankan, karena hal tersebut akan membuat agama Islam tetap eksis. Setelah acara dibuka, Kang Harisul Huda selaku perwakilan panitia menyampaikan dalam sambutannya bahwa tujuan dari tema sarasehan ini adalah untuk memahami keadaan agama & budaya yang dari waktu ke waktu mengalami inkulturasi dan akulturasi.

Suasana Sarasehan

Dengan antusiasme yang tinggi, seluruh keluarga PP Al-Luqmaniyah Yogyakarta turut memeriahkan acara tersebut. Narasumber yang luar biasa, KH Aguk Irawan MN  yang dipandu oleh Ahmad Muhammad Irfan Zidni sebagai moderator berhasil mencuri perhatian seluruh audien dengan pemaparan materi yang memukau. Penulis Novel Sang Kyai tersebut memaparkan tentang eksistensi Islam yang memiliki 3 unsur. Unsur-unsur tersebut yaitu aqidah, syari’at, dan akhlak yang mana ketiga unsur tersebut dapat menjawab tujuan hadirnya Islam. Ketiga unsur tersebut beliau sampaikan dengan menghubungkannya pada budaya Nusantara dan inkulturasinya dengan Islam.

Baca Juga : Peringatan Haul KH. Najib Salimi Ke-Sebelas

Semakin malam, suasana diskusi semakin hangat. Hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh para santri kepada Narasumber. Dengan gaya budayawannya, beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memuaskan dahaga ilmu dari para santri. Terdapat sekitar 6 pertanyaan yang di ajukan kepada narasumber, salah satunya mengacu kepada dorongan terhadap KH Hasyim Asy’ari yang mengajar ilmu-ilmu umum. Seperti KH Hasyim Asy’ari yang mengajar bahasa Belanda di pesantrennya. Tentu hal ini menjadi sangat menarik apalagi dengan ciri khas para santri yang menimbulkan gelak tawa ketika meyampaikan pertanyaannya. Mau tau keseruan selengkapnya? Yuk simak keseruan sarasehan di video berikut ini

Editor : Madarina & Fauzi