- Nama lengkap beliau adalah Syekh Awad al-Karim Utsman Ali Muhammad. Beliau lahir di Desa Sa’adah al-Aqliyin, Sudan pada tanggal 1 Januari 1965 M. Nasabnya sama dengan Rasulullah dan bertemu pada kakek Rasul yaitu Abdul Muthalib karena beliau merupakan keturunan dari sahabat Abu Yazid Aqil bin Abu Thalib, kakak tertua dari Ali bin Abi Thalib.
Syekh Awad merupakan ulama besar dari Sudan yang bermadzhab Maliki, berakidah Asy’ari, dan bertoriqoh Qodiriyah Arokiyah. Beliau membaca al-Qur’an dengan riwayah Dauri. Tidak hanya mahir dalam satu keilmuan, Syekh Awad nmenguasai beberapa keilmuan sekaligus diantaranya, hadis, fikih, akidah, sirah nabawi dan mantiq. Syekh Awad membacakan kitab fikih maliki kepada beberapa ulama besar Sudan dengan metode sorogan diantaranya adalah kitab al-Akhdariy, al-‘Ishmawiyah, al-‘Izziyah, Ibnu ‘Ashir, dan lain-lain. Beliau mengkaji hadis hingga ke berbagai negara di luar Sudan seperti Mesir, Bangladesh, Maroko, Kenya, Saudi, dan masih banyak lagi sehingga beliau menerima lebih dari 100 ijazah serta riwayat kitab hadis mu’tabaroh diantaranya dari Syekh Ali Jum’ah, Syarif Abdur Razaq Mahmud Barakat (yang meriwayatkan hadis Sayyid Muhammad bin Alawi dan Syekh Majdzub Mudatzir al-Hijaz), dan Sayyid Idris al-Fashi (Imam Masjid Qarawiyyyin Fez). Dalam meriwayatkan hadits, beliau banyak meriwayatkannya tanpa membaca kitab, melainkan langsung dari ulama yang memiliki jalur periwayatan dan lulus semua syaratnya.
Selama masa hidupnya, beliau pernah menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Ulama Sufi, Mustasyar PCINU Sudan, Ketua Bidang Keilmuan al-Majma’ as-Sufiyah al-‘Am Sudan, Ketua Bidang Keilmuan Jam’iyyah Imam As’ari Sudan, guru besar ilmu hadis, fikih, akidah, mantiq, tasawuf, dan kalam di Masjid Jami Omdurman, Sudan, serta Dosen Partisipan di Institut Ma’arij Amman, Jordan. Beliau menyampaikan riwayat hadis di berbagai negara Islam, termasuk di Mesir, Kenya, Maroko, Yordania, dll. Beliau sangat menyukai penelitian dan penelusuran sanad dan riwayat hadis hingga ke beberapa negara Arab dan dijuluki sebagai musnid (seseorang yang meriwayatkan hadis) oleh Ulama Internasional.
Untuk menutup biografi ini, penulis mengutip dawuh beliau:
“Letak ujian sesungguhnya dalam bertoriqoh adalah mujahadatun nafsi (melawan nafsu). Lawanlah rasa jenuhmu dan jadilah pejuang sesungguhnya!”
Baca juga : Dauroh Ilmiyyah Syekh Awad Karim al-Aqli, Keberkahan di Penghujung Tahun