Islam, Iman, dan Ihsan. Satu Kesatuan yang Tidak Dapat Dipisahkan

516
Alluqmaniyyah media center
Alluqmaniyyah media center

Islam, agama yang dikenal sebab utusan yang bernamakan Muhammad, beliau yang mulia berjuang hingga ke pelosok kota agar manusia mendapat petunjuk melalui risalah kenabiannya. Hingga kini, sampailah Islam pada telinga kita semua dengan kisah jerih payah disebaliknya. Islam, tak bisa lepas kaitanya dengan iman, maupun ihsan. Ketiga struktur tadi sudah menjadi bagian penting yang mendasari Islam itu sendiri. Tapi apasih sebenarnya islam, iman, dan ihsan itu. Lalu bagaimana ketiga komponen ini melekat dalam diri setiap pemeluk agama Islam?

Dinukil dari Kitab Arbain Nawawi terdapat hadist Nabi yang menjelaskan pengertian islam, iman, dan ihsan dengan sangat rinci.

عَنْ عُمَرَ رضي الله عنه أَيضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِم.

Hadist tersebut menerangkan arti islam yang meliputi syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu yang dewasa ini kita kenal dengan sebutan rukun islam. Dilanjutkan pemaparan Iman yang berarti percaya sepenuhnya kepada Allah SWT, beserta malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan terhadap takdir-Nya baik takdir baik, maupun takdir buruk. Ke enam poin ini disatukan dalam satu sebutan rukun iman. Lalu sampailah pada pembahasan ihsan dengan makna terdalam yang dari hadist tersebut dapat kita artikan sebagai berikut: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Dia melihatmu.

Ketiga nilai ini adalah elemen utama bagi seorang muslim untuk menjalankan islam dan menanamkan islam di dalam hatinya. Lalu bagaimana sebenarnya keterkaitan dari ketiga elemen ini? KH. Jazilus Sakho MA., PH.D membahas permasalahan ini melaui ceramah pada rutinan malam selasa pon yang diselanggarakan oleh Pondok Pesantren Alluqmaniyyah Yogyakarta. Dalam keterangan yang di sajikan oleh KH Jazilus Sakho beliau mengibaratkan manusia sebagai buah mangga yang sedang bergantung pada pohonnya. Anatomi buah mangga, terdiri dari kulit yang beliau artikan menjadi cerminan islam seseorang. Kulit adalah bagian terluar dari buah, maka begitupun islam atau rukun islam yang meliputi 5 ritual tadi adalah amaliyah yang terlihat oleh manusia. Kemudian daging buah adalah refleksi dari keimanan seseorang, dengan pengibaratan letaknya didalam tertutup kulit dan tidak dapat terlihat oleh panca indra. Akan tetapi, daging buah mendasari kulit untuk tumbuh dan kulit buah yang bagus bisa menandakan bahwa daging yang bersembunyi disebalik kulit tersebut juga sama bagusnya. Kulit dan daging buah yang bagus, dipastikan menyimpan biji yang bagus pula. Maka biji disini adalah wujud dari pengertian ihsan. Seseorang yang memiliki amaliyah bagus, akan beriman dengan sebaik-baiknya iman, dan itu semua mustahil didapat jika tidak berdasar pada pengamalan ihsan. Yakni selalu mempercayai bahwa Allah mengawasi setiap gerak gerik perbuatannya.

Kehidupan manusia layaknya buah mangga yang masih menggantung pada pohonya. Dengan kata lain saat buah tersebut jatuh, maka selesailah perjalananya di muka bumi dan berganti menjadi pengembaraan alam akhirat. Saat buah yang terjatuh itu meninggalakan biji yang bagus, maka biji tersebut akan ditanam kembali pada kebun indah yang dinamakan surga. Tetapi sebaliknya, jika buah itu meninggalkan biji yang jelek maka pembuangan (neraka) adalah tempat akhir hayatnya. Lain halnya jika dalam biji tersebut masih terdapat hayyun yang artinya masih ada kelayakan untuk bertumbuh. Maka biji itu akan melalui serangkaian proses terlebih dahulu yakni balasan setimpal atas kelalaianya di dunia sampai akhirnya bisa ikut ditanam dalam kebun kedamaian. islam, iman, dan ihsan memiliki keterkaitan yang begitu erat sehingga tidak dapat dipisahkan. Maka begitulah bagaiman rukun islam, rukun iman, dan ihsan  nantinya menghantarkan manusia pada takdir terakhirnya.

Editor: Ani D. Nafisah

1 KOMENTAR

Komentar ditutup.