Idul Kurban atau Idul Adha adalah salah satu hari raya besar dalam Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Banyak cara umat Islam dalam mengekspresikan rasa syukur dan bahagianya untuk menyambut Idul Kurban ini. Begitu juga dengan santri Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah. Serangkai kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka menyambut Idul Kurban. Mereka nguri-nguri malem riyoyo (menghidupkan malam hari raya) dengan gema takbir dan salat sunah Lailatunnahr. Kemudian esoknya mereka melaksanakan salat Id, tradisi makan roti, dan kurban.
Nguri-nguri malem riyoyo
Santri Al-Luqmaniyyah nguri-nguri malem riyaya dengan takbiran dan salat sunah Lailatunnahr. Khusus santri putri Al-Luqmaniyyah terdapat perlombaan Gema Takbir. Setiap kamar mempersiapkan penampilannya dengan menyiapkan kreasi takbiran dan properti yang dipakai ketika gema takbir berlangsung. Pada pukul 21:00 WIB acara dimulai oleh Mbak Endah dan Mbak Arju. Beragam kreativitas seni turut memeriahkan acara, mulai dari kostum yang unik hingga kreasi instrumen musik. Untuk kostumnya, ada kamar yang memakai kostum biri-biri, ala-ala gadis Timur Tengah, grup nasyidaria, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kreasi instrumen musik, santri putri jago menyulap alat-alat yang biasa digunakan sehari-hari menjadi alat musik betulan, seperti ember, sendok, gelas, dan sebagainya. Uniknya lagi, ada kamar yang menggunakan saron (instrumen gamelan yang terbuat dari logam) yaitu kamar 1. Di akhir acara, diumumkan pemenang lomba Gema Takbir. Juara pertama diperoleh kamar 1 dengan alat musiknya yang unik serta kreasi takbiran yang apik. Sedangkan juara kedua diraih oleh kamar 12 dengan kostum menarik, yaitu biri-biri serta instrumen musik yang tidak kalah bagusnya dengan kamar 1.
Kemeriahan gema takbir ini sangat di nikmati oleh semua santri putri Al-Luqmaniyah, tetapi mereka tidak berlarut-larut dalam kenikmatan itu. Setelah selesai acara gema takbir, pada pukul 00:00 WIB kegiatan dilanjut dengan pelaksanaan salat sunah Lailatunnahr sebanyak 2 rakaat. Setiap rakaatnya membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas sebanyak 15 kali. Setelah salat selesai dilaksanakan, dilanjut dengan wirid membaca ayat kursi sebanyak 3 kali dan istghfar 15 kali.
Hari H Idul Kurban
Paginya, santri Al-Luqmaniyyah melaksanakan salat Idul Kurban berjamaah. Salat tersebut diimami oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah, Abah Na’imul Wa’in. Kemudian dilanjut khotbah yang disampaikan oleh Ustaz Fahrurozi. Beliau menyampaikan tentang pengertian, sejarah, dan cara mengamalkan Idul Kurban, yaitu dengan lebih bersemangat lagi dalam belajar.
Sudah menjadi tradisi di Al-Luqmaniyyah, bahwa setelah selesai salat Idul Kurban sarapan spesialnya adalah roti tawar yang diberi sirup dan kuah santan. Tradisi ini bermula karena Alm. KH. Najib Salimi, pengasuh pertama pondok pesantren Al-Luqmaniyah tidak makan nasi. Lalu setiap Idul Kurban, beliau memilih roti menjadi makanan pengganti.
Kegiatan dilanjut dengan penyembelihan hewan kurban. Alhamdulillah panitia penyelenggara kurban Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah tahun ini menerima 1 sapi dan 6 kambing yang akan di salurkan ke daerah sekitar pesantren. Panitia ini diketuai oleh Kang Malik. Ketika ditanya terkait bagaimana keberlangsungan proses penyembelihan, Kang Malik menjawab, “Alhamdulillah proses penyembelihan berjalan lancar.”
Para santri juga dapat menikmati hidangan khas Idul Kurban dari hasil iuran mereka sendiri dan bagian kurban yang diperoleh pesantren. Mereka memasak daging menjadi sate, gulai, dan rawon. Kemudian masakan tersebut dibagikan per kamar pada waktu Maghrib.