Umbulharjo, Selasa (08/02/2022) menjadi momen spesial bagi segenap keluarga besar pondok pesantren. Telah terselenggara Pengajian Tasyakuran Harlah ke-XXII Ponpes Al-Luqmaniyyah Yogyakarta di halaman kelas dan masjid Ponpes Al-Luqmaniyyah Yogyakarta.
Lantunan sholawat dari Grup Hadroh Ababil membuka kemeriahan pra-acara malam itu. Para tamu undangan dan hadirin yang mulai berdatangan memberikan nuansa putih seakan menambah euforia kembali terbukanya lembaran baru di hari kelahiran pondok pesantren. Para hadirin saling bertegur sapa di majelis persinggahan untuk menanti acara dimulai.
Pengajian yang dihadiri para masayikh menjadi suatu kehormatan tersendiri bagi PP Al-Luqmaniyyah tiap tahunnya. Alumni dan santri pun ikut menghurmati pengajian harlah dengan khusyuk. Rangkaian acara diawali dengan sholawat simthudduror, kemudian tahlil dan doa, dilanjutkan sambutan pengasuh dan pemotongan tumpeng.
Dalam sambutannya, Abah K.H. Na’imul Wa’in menyampaikan harapannya, “Semoga majelis harlah menjadi wasilah himmah untuk menambah semangat tholabul ilmi, semoga perjalanan pesantren membawa keberkahan manfaat dunia akhirat”. Seusai sambutan, Abah Kyai Na’im melanjutkan sesi pemotongan tumpeng sebagai simbol peringatan hari lahir pesantren. Kemeriahan tersebut diiringi hadroh dengan lagu Mabruk Alfa Mabruk yang dinyanyikan bersama segenap hadirin.
Tepat pukul 22.45 dimulailah acara mau’izhoh khasanah yang dibawakan oleh K.H .Ruwaifi Mawardi asal Kendal Jawa Tengah. Dalam ceramahnya beliau menjadikan ajang bagi santri agar bisa mendapatkan keberkahan ilmu dan dibukakan cahaya ilmunya.
“النور, ilmu yang bermanfat yang menerangi dan menyelamatkan di dunia akhirat. berbeda dengan النار yaitu ilmu yang memasukkan manusia ke dalam neraka karena seseorang hanya bisa memperoleh ilmu tapi tidak memperoleh ridlo Allah”.
K.H. Ruwaifi Mawardi juga menyebutkan dua catatan penting untuk santri agar ilmu bermanfaat dan menerangi kehidupannya, yakni dengan melakukan qiyamullail serta quwwatul ittishol bi sohibi risalah. Quwwatul ittishol bi sohibi risalah adalah menguatkan hubungan dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Salah satu bentuk quwwatul ittishol bi sohibi risalah adalah menghindarkan diri dari perkara syubhat dan haram. Karena “Al-barokah ma’a bu’di asy-syubhah (البركة مع بعد الشبهة)”, barokah akan didapatkan apabila kita jauh dari barang yang syubhat.
Maka, ada dua cara dalam mencari ilmu. Pertama, santri harus mengontrol niat terlebih dahulu sebagai bentuk pembersihan hati. “Niat ngaji tidak hanya niat saja, tapi nawaitu ta’aluuman wa ta’liiman”. Kedua, santri hendaknya menjaga diri dari perkara syubhat dan haram baik dalam hal makanan, minuman, tempat, pakaian bahkan ucapan. Menjaga dari perkara syubhat dan haram merupakan ciri khas santri sesungguhnya.
“Santri itu (harusnya menjadi) orang yang paling menjauhkan diri dari syubhat dan haram, jangan sekali-kali mengakui jadi pewaris nabi (santri, kyai) jika masih menggunakan perkara syubhat dan haram. Harus perhatikan sumber makanan dari mana, pakaiannya dari mana asalanya”, dawuh K.H. Ruwaifi.
Di pembahasan lain, K.H. Ruwaifi Mawardi mencontohkan beberapa peristiwa ‘alim ulama terdahulu mengenai perkara syubhat dan haram yang bisa menghilangkan kemuliaan derajat ilmu seseorang. Di tengah ceramahnya beliau juga mendoakan keberkahan dan hidayah untuk PP Al-Luqmaniyyah. Teriring doa penutup oleh K.H. Ruwaifi Mawardi, usailah sudah acara sekitar pukul 00.30 WIB.
Editor : Madarina