Resensi Kitab Nusantara: Kitab Al-Ulama Al-Mujaddidun Karya K.H. Maimoen Zubair

60
kitab ulama mujaddidun

Identitas Kitab

Judul: al-Ulama al-Mujaddidun wa Majaluj Tajdidihim wa Ijtihadihim (Ulama Pembaharu: Ruang Lingkup dan Ijtihad Mereka)

Penulis: K.H. Maimoen Zubair

Penerbit: Al-Maktabah Al-Anwariyyah

Tebal: 58 Halaman (PDF)

Resensi

Dari masa ke masa, pola pikir manusia terus berkembang. Begitu pula dengan syariat Islam yang ikut berkembang dan menyesuaikan dengan keadaan zaman tanpa keluar dari dua sumber asalnya: Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dalam buah karyanya ini K.H. Maimoen Zubair (selanjutnya disebut Mbah Moen) memaparkan perihal kedatangan dan keberadaan pembaharu dan pembaharuan dalam dunia Islam. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah saw.

إن الله يبعث لهذه الأمة على كل مائة سنة من يجدد لها دينها رواه أبو داود

Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengutus bagi umat ini orang yang akan memperbaharui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun.”

Mbah Moen menyitir hadits tersebut di awal-awal pembahasan kitab al-‘Ulama’ al-Mujaddidun dengan memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud ulama pembaharu di dalam Islam adalah: Pertama, mampu menjelaskan perkara sunah dan memisahkannya dari bid’ah (yubayyin as-sunnah min al-bid’ah). Kedua, senantiasa memperbanyak ilmu dengan belajar dan mengajar (yuktsir al-‘ilma). Ketiga, selalu berkenan untuk memberikan pertolongan kepada umat (yanshuru ahlahu). Keempat, berani menentang para ahli bid’ah (yuqmi’u ahlal bid’ah).

Kitab ini secara garis besar menjelaskan tentang dinamika tajdid (pembaharuan) dalam agama Islam. Mulai dari dasar adanya tajdid, tokoh setiap masa, dan ciri-ciri mujaddid. Tiga poin barusan terangkum dalam satu bab, yakni muqoddimah (pembukaan). Sisanya ada sembilan tema yang merupakan pendapat Mbah Moen tentang masalah fiqh kontemporer, di antaranya:

  1. Lenyapnya perbudakan saat ini, sulitnya melaksanakan jihad fi sabilillah serta menegakkan had-had di dalamnya.
  2. Tidak berlakunya zakat emas dan perak.
  3. Apakah uang kertas dapat menempati posisi emas dan perak dalam kewajiban membayar zakat?
  4. Berapa kadar nishob mata uang kertas dalam zakat?
  5. Menolak anggapan orang yang mengatakan uang kertas itu tidak wajib dizakati
  6. Zakat bagian syirkah.
  7. Membayar upeti dan tidak orang yang menerimak zakat dan sedekah disebabkan turunnya Nabi Isa a.s.
  8. Pengaduan al-Qur’an terhadap tuhannya.
  9. Kewajiban mengikuti ulama-ulama fikih di dalam kitab-kitab mereka tanpa harus fanatik di dalam satu mazhab.

Kitab ini disusun dengan gaya khitobah yang sederhana, namun dalam maknanya. Tujuan kitab ini tidak lain untuk mengenalkan para ulama pembaharu serta usahanya dalam berijtihad kepada santri dan masyarakat. Menurut penulis, Mbah Moen menuangkan keresahannya terhadap apa yang terjadi di zaman ini dalam kitab tersebut. Maka kitab ini juga bisa kita anggap sebagai pengingat dan pedoman untuk generasi-generasi masa kini dan selanjutnya.

Baca juga: Jual Beli di Kantin Kejujuran, Sahkah?