Santri Tidak Perlu Khawatir Masalah Rezeki, Dekengane Pusat Dijamin Aman

152
santri putri

Agama Islam adalah agama yang sangat memuliakan orang-orang yang berilmu, bahkan orang yang berilmu akan diangkat derajanya oleh Allah SWT dalam derajat yang paling tinggi. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al-Mujadalah [58]:11

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Dalam Tafsir al-Qurtubi, beliau Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwasanya Allah akan mengangkat derajat orang berilmu dan penuntut ilmu agama kepada derajat yang paling tinggi di sisi Allah. Hal ini mengambarkan betapa mulianya seorang santri atau orang yang sedang menuntut Ilmu dalam pandangan Allah. Apalagi, seseorang yang sedang menuntut ilmu itu memiliki banyak keutamaan-keutaman yang di dapatkannya.

Baca juga : Hikmah Keutamaan Menuntut Ilmu 

Ada banyak keutamaan-keutamaan penuntut ilmu yang di berikan oleh Allah kepada hambanya yang menyibukkan dirinya dalam menuntut ilmu. Mulai dari di tinggikan derajatnya, di mudahkan jalannya menuju surganya, dan lain sebagainya. Namun, kali ini penulis akan fokus membahas bahwasanya Allah akan menjamin rezekinya para penuntut ilmu sebab ini adalah salah satu dari keresahan-keresahan di antara penuntut ilmu. Hal ini sering terjadi di zaman sekarang, di mana masih ada rasa keraguan terhadap jaminan Allah terhadap orang yang sedang menuntut ilmu.

Adapun salah satunya keutamaan bagi orang yang sedang menuntut ilmu ialah di jaminnya masalah rezeki oleh Allah SWT. Hal ini selaras dengan hadisnya Nabi Muhammad SAW

إن الله تكفل لطالب العلم برزقه

“Sesungguhnya Allah telah menjamin rezekinya para penuntut ilmu.”

Pendapat Sayyid Abdullah Ba’alawi al-Haddad 

Dalam bab Mabhatsul ‘Ilmi dalam kitab Nashohih ad-Diniyyah, beliau Imam Sayyid Abdullah Ba’alawi al-Haddad menjelaskan bahwasanya Allah telah menjamin rezekinya para penuntut ilmu. Maka dari itu, seyogyanya bagi para penuntut ilmu tidak merisaukan masalah rezeki, asalkan dia mau menuntut ilmu dengan sunguh-sunguh. Beliau Imam Sayyid Abdullah Ba’alawi al-Haddad berkata dalam karangannya sebagai berikut :

قلت : وهذا تكفل خاص بعد التكفل العام الذي تكفل الله لكل دابة

“Beliau mengatakan ini adalah bentuk penjaminan khusus setelah adanya jaminan umum yang telah di jamin Allah terhadap setiap makhluk hidup di muka bumi.”

Akan tetapi, beliau menjelaskan maksud di jaminnya rezeki para penuntut ilmu bukan berarti seorang yang sedang menuntut ilmu itu tidak ikhtiyar atau tidak berusaha mencari rezeki dan hanya menunggu rezeki datang dengan sendirinya. Adapun penjelasan Imam Sayyid Abdullah Ba’alawi al-Haddad sebagai berikut:

فيكون معناه زيادة التيسير ورفع المؤنة والكلفة في طلب الزرق وحصوله

“Maka jaminan khusus adalah bertambahnya kemudahan di hilangkan kepayahan dan kesulitan dalam mencari rezeki dan memperoleh rezeki.”
Tidak hanya penuntut ilmu ataupun santri yang rezekinya telah di jamin oleh Allah SWT. Akan tetapi, semua makhluk hidup yang berada di bumi sudah di jamin rezekinya oleh Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Hud [11]:6 :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezeki. Dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfud).”

Dalam ayat ini di jelaskan bagaimana Allah Swt. memberikan jaminan kepada seluruh makhluk-Nya yang ada di dunia. Mulai dari makhluk yang paling kecil hingga paling besar, mulai dari hamba yang taat hingga hamba yang selalu bermaksiat sekalipun. Bayangkan, dari sekian banyak hamba- hamba Allah Swt. yang bermaksiat kepada-Nya, Allash masih memberi rezeki yang tak pernah mereka duga. Lalu bagaimana dengan penuntut ilmu yang selalu menyibukkan dirinya dengan ilmu? Tentu setiap orang sudah memiliki bagiannya sendiri. Jadi tidak akan ada istilahnya rezeki yang tertukar. Setiap orang pasti akan menerima semua bagiannya yang sudah di tentukan oleh Allah Swt..

Kisah Seorang Penuntut Ilmu Yang Tidak Memikirkan Rezeki

Dalam Kitab Manhaj al-Showi di kisahkan ada 2 orang bersaudara, sang adik adalah seorang alim yang sibuk dengan menuntut ilmu dan mengajar, sibuk dengan Quran dan Hadits. Sedang yang abangnya adalah pedagang yang berhasil. Dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, wahai Rasulullah, saudaraku ini sibuk menuntut ilmu dan mengajar, sehingga tidak sempat memikirkan rezekinya dan sudah cukup berumur, tolong nasihati adik saya itu.

Rasul menjawab, “Tidakkah engkau berfikir, bahwa kemudahanmu dalam berdagang dan rezekimu yang lancar tidak lain karena doa dari saudaramu itu. Karena saudaramu sibuk dengan ilmu agama, maka engkau di mudahkan dalam berdagang. Maka berbagi tugaslah di antara kalian. Mungkin jika adikmu tidak sibuk menuntut ilmu, rezekimu tidak semudah yang didapat sekarang. Begitulah hikmahnya ada orang yang sibuk dengan ilmu agama sehingga tidak ada waktu untuk perkara lain baginya. Dan ada orang yang sibuk bekerja dan berdagang sehingga dimudahkan mendapatkan rezeki. Namun sesungguhnya itu adalah berkah orang yang menuntut ilmu.

Jadi, seorang yang sedang mencari ilmu sebaiknya tidak perlu mimikirkan rezeki yang sudah menjadi jaminan dari Allah Swt.. Dari pada memikirkan rezeki yang sebenarnya sudah Allah SWT tetapkan untuknya, seorang penuntut ilmu lebih baik fokus dengan ilmu yang sedang ia cari. Sebab, kita sebagai manusia biasa tidak akan pernah tahu bagaimana dan kapan Allah Swt. memberikan rezeki-Nya. Allah Swt. tak mungkin ingkar dengan janji-Nya. Yang paling penting dan perlu seorang penuntut ilmu lakukan adalah berusaha dengan cara yang baik dan berdoa, kemudian bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang sudah Allah SWT berikan kepada kita semua. Wallahu A’lam Bis Showab

Baca juga : Konsep Keluarga Samawa dalam Tafsir Al-Misbah