Kamis, 11 November 2021, ada yang berbeda di halaman Ponpes Al Luqmaniyyah, Umbulharjo. Halaman itu disulap menjadi ajang tempur bagi para kandidat ketua haflah ke-23 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah. Malam itu tepatnya pukul 9 hingga 11 malam, diadakan pemilihan suara ketua haflah yang diikuti oleh seluruh santri LQ sebagai agenda tahunan pondok pesantren. Tanpa menghilangkan tradisi, kegiatan sholawat malam jumat tetap dilaksanakan sebelum dimulainya pemilihan suara.
Setelah pembacaan sholawat Simtudduror berjalan dengan khusyu, dimulailah rangkaian acara pemilihan ketua haflah. Al-Luqmaniyyah selalu memiliki agenda seru dalam pemilihan ketua haflah. Setelah pembacaan surat keputusan (SK) oleh Pak Lurah (Risa Havid Adyatama), dilakukanlah orasi kampanye oleh jubir masing-masing kandidat. Berbeda dengan orasi politik di luar sana, orasi ini justru menjadi ajang promosi berbasis dagelan. Bahkan kadang bukannya promosi, juru bicara kandidat bersangkutan justru terang-terangan mempromosikan kandidat calon ketua yang lain. Tak ayal, hal ini memantik keriuhan penonton. Inilah momen meriah yang ditunggu-tunggu dari tahun ke tahun.
Kandidat ketua haflah tahun ini terdiri dari tiga kandidat, yaitu Kang M. Raka Anantama, Kang M. Mustangin, dan Kang Sekha Nuruly. Ketiga kandidat tersebut merupakan santri dari kelas Takhtim Ihya yang sudah tidak diragukan lagi kinerjanya dalam kepanitiaan haflah. Pengalaman masing-masing kandidat inilah yang diusung para orator masing-masing calon dalam orasinya.
Orasi pertama disampaikan oleh Kang Akhi sebagai perwakilan dari kandidat nomor 2 yakni Kang Mustangin. Kang Akhi berujar di tengah orasinya “Ada alasan yang diusung petinggi pondok untuk menjadikan Kang Mustangin menjadi calon ketua haflah. Kalau milih nomor 2 konsumsi akan terjamin dengan susu boyolali”. Seketika suasana ramai dengan sorak penonton.
Berbeda dengan yang disampaikan oleh Kang Akhi, Kang Ataka selaku juru bicara dari kandidat calon nomor 3 hanya menyatakan satu kata singkat untuk mempromosikan kang Sekha, yaitu “Tiyange joss” dengan berbagai bumbu dagelan lainnya.
Orasi ditutup oleh juru bicara calon nomor satu, yaitu Kang Meno. Dalam orasinya, Kang Meno menyampaikan banyak kelebihan Kang Raka dengan poin-poin yang runtut. Namun poin-poin itu bukannya mengarah promosi hal-hal baik yang menjadikan penonton tertarik untuk memilih, justru setengah-setengah. Seperti: “Kandidat nomor 1 kenceng tirakate, siap-siap panitiane bakal diajak tirakatan terus”. Meski demikian, tetap saja kebanyolan yang memang menjadi ciri khas Kang Meno mampu menghidupkan suasana menjadi sangat meriah.
Selesai orasi, langsung dilanjutkan dengan pengambilan suara yang dilakukan melalui lembar suara. Setiap santri memiliki satu surat suara untuk menyuarakan aspirasinya dengan mencontreng salah satu dari 3 calon tersebut. Sekitar pukul 22.45 penghitungan surat suara akhirnya selesai. Disaksikan oleh dua orang santri putra, terhitung 128 suara dari santri putra dan 129 suara dari santri putri yang terkumpul.
Berdasarkan penghitungan akhir, didapatkan sebanyak 165 suara untuk kandidat nomor urut satu yakni kang Raka Anantama, kemudian 27 suara untuk kandidat nomor urut 2 yakni Kang Mustangin dan 41 suara untuk kandidat nomor 3 yakni Kang Sekha, serta 24 suara tidak sah. Berdasarkan jumlah akhir penghitungan suara, ditetapkanlah calon nomor urut 1 yaitu Kang Raka sebagai calon terpilih Ketua Haflah Ponpes Al Luqmaniyyah ke-23.
Sebagai penutup acara, calon terpilih memberikan sambutan kemenangannya. Kang Raka berujar ”Bagi seluruh santri khususnya 165 orang (yang telah memilih saya) termasuk yang menuliskan “I love you” itu, atas nama pribadi saya mohon kerja samanya. Jangan lupa bayar haflah. Semoga hajat kita lancar. Untuk siapa pun harus siap dan terima untuk ditunjuk sebagai panitia. Karena kita pun juga begitu, sebelumnya kita tidak bercita-cita untuk jadi calon ketua haflah. Tetapi ketika sudah diberi kepercayaan, kita harus siap”. Kiranya begitu pesan yang disampaikan oleh Ketua Haflah terpilih Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah ke-23 tahun 2022 M/1444 H.
Penulis : Kisy Anif Ngestiti
Editor : Madarina, Ani Durotun Nafisa