… Pak Yai Mendoakan, Orang Tua di Rumah Juga Mendoakan
Manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna, seperti yang sudah sering kita dengar dan saksikan. Bukti lain kesempurnaan manusia adalah dengan dibekalinya akan akal dan nafsu, serta diberi kesempatan untuk merasakan berbagai alam yang Ia ciptakan. Mulai dari alam sebelum lahir ke dunia, yakni alam kandungan hingga kita lahir dan menamatkan hidup di alam dunia, berisitirahat sejenak di alam barzakh untuk kemudian melakukan perjalanan panjang di alam kebangkitan atau alam akhirat. Akal dan hawa nafsu yang dititipkan pada kita menjadi salah satu penentu keselamatan kita di kehidupan ini dan selanjutnya. Sebab dengan akal dan hawa nafsu tersebut manusia mampu membedakan antara yang patut dan yang luput. Perkara yang membawa manusia pada pertanggungjawaban akhirat.
Rutinan Malam Selasa selalu memberikan lonceng pengingat lewat mauidzah yang disyiarkan. Dalam kesempatan ini, KH Fairuzi Afiq Dalhar berhasil membuat para santri dan pendengar lainya menundukan kepala bermuhasabah diri. Manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna, seperti yang sudah sering kita dengar dan saksikan. Bukti dari kesempurnaan manusia adalah dengan dibekalinya manusia akan akal dan nafsu, serta diberi kesempatan untuk merasakan berbagai alam yang Ia ciptakan. Mulai dari alam sebelum lahir ke dunia, yakni alam kandungan hingga kita lahir dan menamatkan hidup di alam dunia, berisitirahat sejenak di alam barzakh untuk kemudian melakukan perjalanan panjang di alam kebangkitan atau alam akhirat.
Akal dan hawa nafsu yang Allah titipkan pada kita menjadi salah satu penentu keselamatan kita di kehidupan ini dan selanjutnya. Sebab dengan akal dan hawa nafsu tersebut, manusia mampu membedakan antara yang patut dan yang luput. Perkara yang membawa manusia pada pertanggungjawaban akhirat.
“ Manusia diberi kesempatan hidup di alam kandungan, alam dunia, alam barzakh, alam kebangkitan, tapi yang dimintai pertanggungjawaban hanya ketika kita di dunia,” tutur beliau. Seakan-akan menjadi alarm yang berdering keras di setiap telinga kita bahwa segala hal yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari kebangkitan. Dalam tafsir surah Yasin, Allah telah memberi petunjuk kepada manusia tentang bagaimana seharusnya seorang manusia menjalani hidup. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban dunia mengenai lima hal:
- يسأل عنه في ما قضيت عمرك
Untuk apa saja umur kita dihabiskan? Setelah Allah memberi manusia kesempatan hidup di dunia, maka kesempatan tersebut kelak akan dipertanyakan. Apakah kita menggunakan kesempatan yang Allah murahkan dengan sebaik-baik pemanfaatan? Atau justru sebaliknya, mengesampingkan perintah hanya untuk mengikuti kemaksiatan, mengesampingkan akal hanya untuk menuruti hawa nafsu belaka.
- في ما أبليت شبابك
Kesia-siaan apa yang manusia lakukan di masa mudanya, padahal masa muda adalah masa yang paling cemerlang. Kekuatan akal berpikir dan fisik Allah jadikan pada fungsi paling maksimal. Kelak manusia akan dimintai kepastian apakah ia menuangkannya pada lembar kemanfaatan seperti dalam hal mengejar ilmu, mendakawahkan agama, membantu urusan manusia dalam hal kebaikan, atau justru mengalirkan keutamaan tersebut dalam arus kemaksiatan.
- من اين إكتسبت مالك
Dari mana harta benda didapat, apakah melalui jalan yang Allah ridai atau justru melalui jalan yang mengundang laknat Allah untuk menghampiri. Pertanggungjawaban tak berhenti di sini, setelah harta benda sudah kita miliki maka Allah ingin lebih merinci lagi dengan;
- في اي شئ صرفته
Untuk apa harta itu kita gunakan. Apakah hak harta tersebut telah ditunaikan? Apakah kewajiban kita pada harta tersebut dilaksanakan? Atau justru untuk kemubaziran yang tidak ada nilai manfaat sama sekali, untuk membantu memudahkan kemaksiatan yang disenangi? Lalu yang terakhir adalah;
- ما عملت علمت
Apa pengamalanmu terhadap ilmumu. Sudahkah ilmu itu bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain atau kau mencari ilmu hanya sekadar mengikuti kemauan dan tidak sama sekali diamalkan.
Segala macam pergerakan yang kita lakukan baik yang sifatnya terlihat atau tidak terlihat adalah perkerjaan yang diakhir sesi meminta pertanggungjawaban. Maka berjalanlah sebagai manusia yang Allah ridai jalannya. Bergeraklah sebagai manusia yang Allah ridai gerakannya. Ingatlah bahwa setiap tanggung jawab selalu memiliki konsekuensinya sendiri. Sebagai santri, manfaatkanlah kesempatan ini dengan usaha yang paling baik agar hasilnya pun baik dan membawa kebaikan “… Pak Yai mendoakan, orang tua di rumah juga mendoakan,” pungkas beliau KH Fairuzi Afiq Dalhar menutup mauidzah Malam Selasa Pon.